=== RS Hermina Podomoro Sunter kini sudah Pindah Ke Hermina Tower Kemayoran === Pendaftaran Via whatsapp di 0865 9415 5353 atau telpon ke +62 21 22608046

Aug 8, 2015

Sejarah Kemayoran








Setiap orang sebagai bagian dari anggota masyarakat tentu akan menetap di suatu wilayah. Ia bisa menetap di Jakarta maupun wilayah Indonesia lainnya. Namun seringkali kita bertanya soal asal usul nama wilayah di mana kita diam dan menetap itu. Padahal dipastikan munculnya suatu nama wilayah memiliki sejarah dan catatannya sendiri. Seperti halnya di Jakarta ini, termasuk Kemayoran. Barangkali nama Kemayoran sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jakarta khususnya dan di Indonesia umumnya


Kemayoran tempo dulu merupakan satu kampung besar demikian luas dan kabarnya sebagian dari tanahnya itu dikuasai oleh Isaac de Saint Martin, seorang serdadu berkebangsaan Perancis, yang lahir pada 1629. Pendek kata, oleh alasan tertentu Isaac yang berpangkat Mayor tatkala peperangan di Jawa Tengah dan Jawa Timur masa VOC dulu hengkang, dan akhirnya menetap di wilayah ini.


Pada masa dahulu ketika Kompeni Belanda masih berkuasa di Indonesia, di daerah kemayoran tinggallah seorang pemuda bernama Murtado. Ayahnya adalah bekas seorang lurah di daerah tersebut. Karena sudah tua, kedudukannya digantikan oleh orang lain. Murtado mempunyai sifat-sifat yang baik, tidak sombong, baik kepada anak kecil, hormat kepada orang tua dan senantiasa bersedia menolong orang-orang yang mendapat kesusahan. Di samping itu dia tekun menuntut ilmu agama, mempelajari bermacam-macam ilmu pengetahuan lainnya seperti ilmu bela diri dan sebagainya. Oleh karena sifat-sifatnya yang terpuji itu, maka Murtado disenangi oleh penduduk di kampung tersebut.



Banyak dari orang-orang yang tinggal di Kemayoran adalah orang-orang Indo (Belanda campuran dan Indonesia). Sebagian besar dari mereka tinggal di Jl. Garuda. Bahkan setelah Perang Dunia II, banyak tentara Belanda yang berasal menetap di Kemayoran. Sekitar tahun 1930-an, Kemayoran dikenal sebagai penyelesaian orang Indo, arrising julukan baru untuk Kemayoran, "Belanda Kemayoran" (kira-kira diterjemahkan sebagai Kemayoran Belanda). Setelah Indonesia merdeka, gelombang migran perkotaan tiba di Kemayoran Jakarta dan dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Kemayoran berubah menjadi pemukiman lebih ramai.




Bandar Udara pertama di Indonesia yang dibuka untuk penerbangan internasional. Landasan bandar udara ini dibangun pada tahun 1934 dan secara resmi dibuka pada tanggal 8 Juli 1940. Namun sebenarnya mulai tanggal 6 Juli 1940 tercatat bandar udara ini sudah mulai beroperasi dimulai dengan pesawat pertama yang mendarat jenis DC-3 Dakota milik perusahaan penerbangan Hindia Belanda, KNILM (Koningkelije Nederlands Indische Luchtvaart Maatschapij) yang diterbangkan dari lapangan udara Tjililitan (sekarang Halim Perdanakusuma). Tercatat pesawat ini beroperasi di Kemayoran sampai akhir beroperasi.

Bandar udara dengan kode KMO ini mulai berhenti beroperasi pada 1 Januari 1983 dan resmi berhenti beroperasi pada tanggal 1 Juni 1984. Sedangkan sejak tahun 1975, penerbangan internasional untuk sementara dialihkan ke Halim Perdanakusuma.

Sedangkan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dibuka secara resmi pada tanggal 1 Januari 1984 untuk menggantikan Kemayoran dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma yang kemudian digunakan sebagai pangkalan militer dan VVIP serta bandar udara sipil terbatas.

source http://www.kaskus.co.id/thread/54d1849b5a51632b518b456f/sejarah-tentang-kemayoran